Studium Generale Program Studi Teknik Kelautan: Kenal Lebih Dekat Praktik Pembangunan dan Pengelolaan Pelabuhan di Filipina

Lampung Selatan, 28 April 2025 — Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan Institut Teknologi Sumatera kembali menyelenggarakan kegiatan Studium Generale sebagai bagian dari komitmennya dalam memperluas wawasan dan pemahaman mahasiswa terhadap isu-isu aktual di bidang kelautan dan maritim. Dalam upaya memperkuat peran strategis pelabuhan sebagai tulang punggung konektivitas maritim dan pertumbuhan ekonomi, praktik pembangunan dan pengelolaan pelabuhan menjadi sorotan utama dalam berbagai forum nasional maupun internasional. Pengetahuan tentang pengelolaan pelabuhan di Indonesia menjadi sangat penting untuk dipahami dan dipelajari. Pada kesempatan kali ini, Studium Generale mengangkat topik “Port Construction and Management Practices in the Philippines”, menghadirkan narasumber dari instansi maritim terkemuka di Filipina yakni Carlson Jay E. Martinez dari Philippines Port Authority.

Dengan lebih dari 7.000 pulau yang tersebar di seluruh kepulauan, Filipina memiliki tantangan sekaligus peluang besar dalam menciptakan sistem pelabuhan yang efisien, berkelanjutan, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Studi dan evaluasi terkini terhadap Port Construction and Management Practices di negara ini menyoroti inovasi teknis, model pembiayaan, serta pendekatan kebijakan yang digunakan dalam membangun dan mengelola infrastruktur pelabuhan, baik di kawasan metropolitan maupun daerah terpencil. Upaya ini tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan efisiensi logistik, tetapi juga untuk memperkuat peran pelabuhan dalam pengembangan ekonomi lokal dan integrasi regional di kawasan ASEAN.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan perspektif internasional kepada mahasiswa mengenai praktik terbaik dalam pembangunan dan pengelolaan pelabuhan di kawasan Asia Tenggara, khususnya di negara kepulauan seperti Filipina yang memiliki karakteristik geografis dan tantangan teknis yang serupa dengan Indonesia. Kegiatan Studium Generale ini diselenggarakan secara daring yang berlangsung mulai pukul 13.15 – 15.00 WIB yang dihadiri oleh 255 peserta terdiri dari mahasiswa, dosen, dan kalangan umum.

Untuk mendukung jalannya penyampaian materi selama kegiatan, narasumber dibantu oleh moderator yang berasal dari mahasiswa Program Studi Teknik Kelautan yakni Michaele Itorotodo Telaumbanua. Dalam pembukaan awal materi, Mr. Carlson menyampaikan gambaran umum tentang Philippines Port Authority yang terdiri dari 1 Head Office, 25 Port Management Offices, dan 83 Terminal Management Offices yang tersebar di berbagai daerah di Filipina. Selanjutnya, Mr. Carlson menyampaikan materi terkait konstruksi dan operasional dasar pelabuhan. Pelabuhan merupakan suatu tempat di mana kapal dapat berlabuh atau ditambatkan untuk tujuan perlindungan, perbaikan, pemuatan atau pembongkaran kargo, atau aktivitas lain yang berhubungan dengan perdagangan melalui jalur air, termasuk seluruh area darat dan perairan serta struktur, peralatan, dan fasilitas yang berkaitan dengan fungsi-fungsi tersebut.

Anchorage merupakan area perairan dengan kedalaman yang cukup untuk kapal berlabuh atau melepas jangkar. Anchorage biasanya terletak di dalam pelabuhan atau di perairan yang tenang. Anchorage digunakan saat kapal menunggu giliran untuk bersandar atau melakukan kegiatan lainnya. Berth merupakan bagian dari pier atau wharf yang ditempati oleh kapal saat bersandar. Berth juga berarti tempat tertentu yang telah dialokasikan untuk kapal agar dapat menambatkan tali dan melakukan bongkar muat, naik turun penumpang, ataupun operasi pelabuhan lainnya. Pier merupakan struktur yang dibangun menjorok ke laut tetapi tidak sejajar dengan garis pantai. Pier biasanya termasuk sebagai punggung (stage), stair landing place, jetty, floating barge, jembatan atau struktur lain yang terhubung dengannya. Wharf merupakan struktur yang dibangun sejajar dengan garis pantai atau di sepanjang tepi sungai, kanal, atau jalur air lainnya. Biasanya digunakan untuk kapal sandar untuk memuat atau membongkar kargo, naik turun penumpang, berlabuh atau bersandar saat kapal tidak beroperasi. Quay adalah dermaga atau tepi pantai yang diperkuat, digunakan untuk kegiatan bongkar muat kapal. Biasanya lokasinya merupakan titik utama dimana kapal bersandar untuk memindahkan barang ke maupun dari pelabuhan. Sedangkan apron merujuk pada area di antara gudang transit dan dinding quay yang dimanfaatkan untuk menangani kargo. Wilayah tersebut merupakan zona kerja tempat barang disusun, disortir, dan dipindahkan sebelum disimpan atau diangkut lebih lanjut. 

Pelabuhan juga memiliki berbagai macam fasilitas yang mencakup berbagai elemen penting untuk mendukung operasi pelabuhan secara efisien. Beberapa diantaranya merupakan komponen krusial seperti anchorage area, entrance channel, warehouse, dan transit shed. Masing – masing memiliki peran dalam menyimpan dan melindungi sebelum dan setelah bongkar muat kapal. Selain itu juga terdapat breakwater berfungsi sebagai pelindung terhadap gelombang laut. Fasilitas lainnya seperti terminal penumpang, container yard, quay, pier, dan berth berperan dalam memfasilitasi pergerakan penumpang dan kapal serta pengelolaan kargo. Elemen tambahan seperti maintenance building memastikan dukungan menyeluruh terhadap operasional pelabuhan dan pemeliharaan infrastrukturnya. Berdasarkan jenis kargonya, terdapat tiga jenis metode bongkar muat kapal diantaranya roro (roll-on roll off), lolo (lifting-on lifting-off) dan charo.

Dengan terselenggaranya kuliah umum ini, diharapkan para peserta memperoleh wawasan baru dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai praktik konstruksi dan manajemen pelabuhan di Filipina, yang dapat menjadi inspirasi serta referensi dalam pengembangan pelabuhan di Indonesia. Kegiatan ini juga memperkuat kerja sama akademik dan pertukaran pengetahuan antarnegara dalam bidang teknik kelautan dan maritim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *